:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4112073/original/098823700_1659528503-IHSG_Ditutup_Menguat-Angga-3.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berada dalam rentang 6.000 hingga 6.600 dalam waktu dekat. Proyeksi ini didasarkan pada pengaruh berbagai sentimen global yang tengah membayangi pasar modal Indonesia.
Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto juga mengingatkan investor untuk tetap mencermati potensi gejolak pasar yang tinggi. Dalam perhitungannya, IHSG berpotensi mencapai 6.660 dalam jangka pendek.
“Untuk IHSG jangka pendek, tadinya mungkin dengan adanya intervensi mungkin sekitar 6.000-6.500, mungkin bisa sampai 6.600. Agak-agak susah sekarang soalnya fluktuasinya sangat tinggi. Mudah-mudahan dengan adanya intervensi Danantara, nggak di bawah 6.500,” ujar Rully dalam Media Day, Kamis (17/4/2025).
Rully menyoroti saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai salah satu yang patut dicermati di tengah kondisi pasar saat ini, khususnya di tengah tensi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump. Ia menilai, tren kenaikan harga komoditas, khususnya emas, menjadikan saham tambang emas menarik untuk dicermati.
Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi, melampaui USD 3.290 per troy ounce, seiring meningkatnya ketidakpastian global akibat perang dagang AS-Tiongkok, konflik geopolitik di Timur Tengah, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (the Fed).
Kenaikan tajam harga emas ini memicu rotasi portofolio investor global ke aset safe haven, termasuk logam mulia, yang secara langsung menguntungkan emiten tambang emas di Indonesia.
“Sementara ini, kita dalam jangka pendek yakni emas dan mungkin salah satunya emiten yang saat ini harga sahamnya lagi mengalami tren kenaikan itu ANTM. Tapi memang yang masih dalam cover kami itu ANTM, jadi kita masih rekomendasi ANTM. Tapi overall secara sentimen pasti juga akan terdapat positif dengan kenaikan harga emas,” kata Rully.
Beri Sinyal Positif Jadi Liquidity Provider Bursa, Danantara Bakal Jadi Penyangga IHSG
… Selengkapnya
Langkah strategis Danantara untuk menjadi liquidity provider (LP) di pasar modal Indonesia tengah menjadi sorotan. Dengan sokongan investasi sebesar USD 2 miliar dari Qatar, kehadiran Danantara diyakini mampu memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas dan kedalaman pasar keuangan nasional.
Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, keberadaan institusi domestik yang mampu menyuntikkan likuiditas dalam skala besar sangat dibutuhkan. Danantara hadir dengan kapasitas tersebut, dan bahkan diharapkan mampu menjadi jangkar bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana, kehadiran Danantara tidak hanya dipandang sebagai sumber likuiditas baru, tetapi juga sebagai jangkar stabilitas bagi IHSG, khususnya saat pasar menghadapi gejolak.
“Dengan kapasitas dana yang besar dan dukungan politik yang kuat, Danantara bisa meredam volatilitas, menjaga kepercayaan investor, serta menopang pertumbuhan indeks lewat strategi investasi jangka panjang yang terukur,” kata Hendra dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (15/4/2025).
Lebih dari sekadar stabilisator, Danantara juga digadang-gadang dapat mengurangi ketergantungan pasar terhadap investor asing. Selama ini, dominasi asing di saham-saham unggulan membuat IHSG kerap terombang-ambing oleh arus dana global yang sulit diprediksi.
Keberadaan investor institusi domestik yang kuat seperti Danantara dapat mengisi celah tersebut, menciptakan keseimbangan baru yang lebih tahan terhadap tekanan eksternal. Langkah ini juga sejalan dengan strategi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat basis investor lokal.
“Walau belum dapat sepenuhnya menggantikan peran asing, Danantara mampu berperan sebagai penyangga pasar di saat aksi jual asing membanjir, sehingga pasar tak mudah terguncang,” imbuh Hendra.
Alokasi Investasi Danantara
… Selengkapnya
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagatha Nusantara (BPI Danantara) mengindikasikan kemungkinan untuk ikut serta menjadi liquidity provider di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini akan memanfaatkan dana dari hasil dividen perusahaan-perusahaan yang berada dalam portofolio Danantara.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir menuturkan, pihaknya tengah mempersiapkan alokasi investasi dari dana yang akan diterima dalam waktu dekat. Di antara opsi instrumen yang sedang dibahas adalah saham dan obligasi di pasar publik.
“Jadi kita baru nanti dividen akhir bulan ini masuk ke kami ya, dari situ kita harus mulai alokasikan uangnya kemana. Ya tentu yang paling cepat pertama ya tentu di public market, tapi nanti kita harus sudah ada proyek-proyek,” ungkap Pandu di Gedung Bursa, Senin 14 April 2025.
Saat ditanya lebih jauh mengenai sektor-sektor yang akan menjadi prioritas investasi, Pandu menyampaikan bahwa fokus saat ini masih pada potensi imbal hasil dan pemanfaatan saham-saham strategis yang sudah dimiliki Danantara. “Paling penting fokus, simple kita kan balik ke returnnya, tapi kita juga sekarang sudah ada memegang semua saham BUMN dan Tbk kurang lebih ada 18 ya, kalau saya nggak salah yang ada di pasar modal,” kata Pandu.
… Selengkapnya
Leave a Reply